Dunia hip-hop kembali memanas dengan konflik terbuka slot qris 5k antara dua raksasa industri musik: Drake dan Kendrick Lamar. Dalam beberapa bulan terakhir, kedua rapper ini terlibat dalam beef atau perang lirik yang menarik perhatian para penggemar, kritikus, hingga sesama musisi. Perseteruan ini bukan sekadar drama hiburan biasa—ia mencerminkan dinamika kekuasaan, seni, dan ego dalam dunia hip-hop yang terus berkembang.
Awal Perselisihan: Ketegangan yang Sudah Lama Terpendam
Meski perang lirik antara Drake dan Kendrick Lamar baru benar-benar meledak pada tahun 2024 dan berlanjut ke 2025, akar ketegangan mereka sebenarnya telah tumbuh sejak satu dekade lalu. Sejak Kendrick merilis “Control Verse” (2013), di mana ia menyebut nama Drake secara langsung dan menyatakan dirinya sebagai pesaing utama para rapper papan atas, tensi di antara keduanya meningkat.
Namun, saat itu, konflik masih bersifat tersirat—dilampiaskan melalui sindiran halus dan lirik-lirik yang bisa ditafsirkan ganda. Seiring waktu, hubungan mereka semakin renggang. Kendrick dianggap sebagai musisi yang berorientasi pada seni dan kritik sosial, sementara Drake sering dikaitkan dengan gaya hidup glamor dan lirik bertema asmara atau popularitas.
Pertukaran Diss Track: Dimulainya Perang Terbuka
Pada awal 2024, api konflik kembali tersulut ketika Kendrick Lamar muncul dalam lagu “Like That” bersama Future dan Metro Boomin. Dalam lagu itu, ia menyindir Drake dan J. Cole, menyebut dirinya sebagai “King of Rap” dan meragukan orisinalitas rivalnya. Drake, tak tinggal diam, membalas dengan lagu “Push Ups” yang penuh sindiran tajam dan sarkasme terhadap Kendrick.
Balasan Kendrick tak menunggu lama. Ia merilis “Euphoria”—sebuah track panjang yang menyerang karakter pribadi dan gaya hidup Drake secara frontal. Tidak hanya itu, Kendrick juga menyindir masalah keaslian Drake sebagai rapper Kanada yang dianggap mengadopsi berbagai gaya dan aksen demi popularitas.
Drake kembali dengan “Family Matters”, lagu balasan yang lebih gelap dan personal. Ia menyentuh isu keluarga Kendrick, latar belakangnya, bahkan mempertanyakan kredibilitas sosial yang selama ini diusung Kendrick. Lirik-lirik dalam perang ini tidak lagi tersamar—mereka frontal, emosional, dan sangat pribadi.
Dampak Terhadap Dunia Hip-Hop
Pertikaian ini mendapat perhatian besar karena melibatkan dua ikon yang mewakili kutub berbeda dalam hip-hop modern. Drake adalah simbol pop-rap global, dengan kemampuan menciptakan lagu yang masuk tangga lagu dan radio mainstream. Kendrick, di sisi lain, dikenal sebagai seniman musik yang serius, peraih Pulitzer Prize, dan pembawa isu sosial dalam karya-karyanya.
Para penggemar pun terbelah. Di media sosial, perdebatan sengit muncul antara pendukung Kendrick yang memuji kedalaman liriknya, dan fans Drake yang menilai respons idolanya lebih cerdik dan bernyawa. Di YouTube, analisis bar demi bar dari para reaksi channel hip-hop membanjiri platform, menunjukkan betapa serius dan mendalamnya perang ini digali.
Namun, tidak semua pihak menganggap ini hal buruk. Banyak pengamat musik menilai beef ini sebagai “penyegar” dalam hip-hop, menghidupkan kembali tradisi battle dan kompetisi yang telah menjadi akar budaya rap sejak awal.
Siapa yang Unggul?
Menentukan siapa yang menang dalam perang lirik seperti ini bukan hal mudah. Kendrick menunjukkan superioritas teknis dalam penyusunan lirik dan keberanian untuk menyerang secara mendalam. Ia tampil sebagai sosok yang tak takut mengambil risiko artistik. Sementara itu, Drake dengan keahliannya dalam melodi, punchline cerdas, dan popularitas masif, membuktikan bahwa ia bukan sekadar artis radio-friendly.
Respons publik dan media masih terus berkembang. Beberapa polling menyebut Kendrick sebagai pemenang dalam hal kekuatan lirik, namun Drake tetap mendominasi dalam hal jumlah streaming dan jangkauan global. Pada akhirnya, kemenangan bisa bersifat subjektif, tergantung perspektif dan nilai yang dijunjung oleh masing-masing pendengar.
Masa Depan Persaingan Ini
Apakah konflik ini akan mereda atau justru semakin membesar? Sulit untuk diprediksi. Dalam sejarah hip-hop, beberapa beef terkenal seperti antara Jay-Z dan Nas, atau Tupac dan Biggie, berakhir dengan damai atau tragedi. Dalam kasus Drake dan Kendrick, harapan publik adalah konflik ini tetap dalam ranah musik dan menjadi ajang unjuk kreativitas, bukan permusuhan permanen.
Apa pun yang terjadi, satu hal sudah pasti: perang lirik antara Drake dan Kendrick Lamar telah menciptakan salah satu momen paling mendebarkan dalam sejarah hip-hop modern. Dan dunia menonton dengan penuh antusias.