love4livi.com – Pada operasi pembebasan empat sandera Israel di Gaza, yang menewaskan lebih dari 270 warga Palestina, Kantor Hak Asasi Manusia PBB telah mengindikasikan bahwa tindakan tersebut dapat dipertimbangkan sebagai kejahatan perang. Data ini diungkap oleh pejabat kesehatan Gaza dan dilaporkan oleh Reuters pada Rabu (12/6/2024).
Detil Operasi dan Kritik PBB
Operasi militer Israel, yang termasuk serangan udara, dilaksanakan pada hari Sabtu di area perumahan Nuseirat, tengah Gaza, lokasi di mana Hamas diduga melakukan penyanderaan di dua kompleks apartemen terpisah. Jeremy Laurence, juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB, mengkritik serangan tersebut. “Pelaksanaan serangan di wilayah yang padat penduduk mengangkat kekhawatiran serius mengenai penerapan prinsip pemisahan, proporsionalitas, dan tindakan pencegahan yang diwajibkan oleh hukum humaniter internasional,” kata Laurence.
Laurence juga menyoroti bahwa tindakan penyanderaan oleh kelompok bersenjata Palestina di daerah padat penduduk menambah risiko terhadap nyawa sipil Palestina dan para sandera. “Potensi tindakan oleh kedua belah pihak untuk dikategorikan sebagai kejahatan perang adalah besar,” tambahnya.
Tanggapan Israel dan Prospek Gencatan Senjata
Menanggapi pernyataan PBB, Misi Tetap Israel untuk PBB di Jenewa menuduh Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB telah “memfitnah Israel”. Seorang pejabat senior Hamas mengungkapkan pada hari Selasa bahwa kelompok tersebut telah menerima usulan resolusi gencatan senjata yang didukung oleh PBB dan siap untuk merundingkan detailnya, langkah yang disebut oleh Amerika Serikat sebagai ‘tanda harapan’.
“Misrepresentasi terhadap tindakan Israel merupakan hasil dari strategi Hamas yang sengaja berupaya meningkatkan jumlah korban sipil,” menurut pernyataan dari misi Israel.
Latar Belakang dan Dampak Konflik
Konflik ini terpicu ketika militan Hamas melancarkan serangan ke Israel pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang menurut catatan Israel. Serangan balasan dan invasi berikutnya oleh Israel ke Gaza telah menyebabkan lebih dari 37,000 korban jiwa Palestina, berdasarkan data dari otoritas kesehatan di wilayah yang dikelola Hamas.
Selama konflik tersebut, militan Hamas telah membawa kira-kira 250 sandera ke Gaza pada 7 Oktober, dengan lebih dari 100 diantaranya telah dibebaskan dan ditukar dengan sekitar 240 tahanan Palestina selama gencatan senjata satu minggu pada bulan November. Sementara itu, masih ada 116 sandera yang tersisa di wilayah pesisir, termasuk setidaknya 40 orang yang telah dinyatakan meninggal secara inabsentia oleh pihak berwenang Israel.