love4livi.com – Hamas telah memberikan tanggapan resmi terhadap inisiatif gencatan senjata yang diusulkan oleh Presiden AS Joe Biden pada 31 Mei untuk mengatasi konflik di Jalur Gaza. Namun, menurut sumber-sumber militer Israel, respons tersebut diinterpretasikan sebagai penolakan, terutama terkait dengan isu pembebasan sandera.
Mesir dan Qatar, yang bertindak sebagai perantara dalam proses negosiasi, telah menerima jawaban dari Hamas terhadap proposal tersebut, meskipun detail dari respons tersebut belum diungkap secara publik.
Seorang pejabat Hamas yang memilih untuk tidak disebutkan namanya menyatakan kepada Reuters bahwa Hamas ingin gencatan senjata yang diusulkan mencakup penghentian permanen permusuhan di Gaza, penarikan pasukan Israel, pembangunan kembali wilayah Palestina, dan pembebasan tahanan Palestina di Israel. “Kami menegaskan kembali pendirian kami yang sebelumnya. Saya yakin tidak ada perbedaan besar. Sekarang, giliran Israel untuk bertindak,” ujar pejabat tersebut.
Lebih lanjut, Hamas telah mengajukan beberapa amandemen pada proposal asli Israel melalui mediator Qatar, termasuk batas waktu untuk implementasi gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Diskusi diharapkan akan berlanjut melalui perantaraan Qatar dan Mesir, bekerja sama dengan Amerika Serikat, untuk mencari titik temu yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.
Seorang pejabat Israel, dalam komunikasi dengan analis Barak Ravid, menggambarkan tanggapan Hamas sebagai penolakan terhadap kesepakatan awal yang dipresentasikan oleh Presiden Biden. “Israel telah menerima jawaban dari Hamas. Jawaban tersebut merupakan penolakan atas proposal kesepakatan pembebasan sandera yang disampaikan oleh Presiden Biden,” kata pejabat Israel tersebut dalam laporan Ravid di platform X.
Situasi ini berkembang setelah Dewan Keamanan PBB, dengan dukungan AS, mengadopsi resolusi yang menyerukan gencatan senjata dan merencanakan pengakhiran konflik secara komprehensif.
Rencana perdamaian tiga tahap yang diusulkan oleh Presiden Biden telah diterima oleh Israel, meskipun terdapat pernyataan tegas dari Perdana Menteri Netanyahu. Pemerintah AS telah menekankan bahwa Israel telah menyetujui proposal tersebut.
Terakhir, pada hari Selasa, Israel menyatakan kesiapannya untuk secara resmi menandatangani rencana gencatan senjata saat ini di Gaza, dengan menyatakan bahwa mereka masih mempertahankan hak untuk melanjutkan operasi militer jika diperlukan.