love4livi.com – Pada Jumat (10/5/2024), PBB mengumumkan bahwa sekitar 80 ribu orang telah meninggalkan Rafah dalam tiga hari terakhir setelah Israel meningkatkan operasi militer di kota Gaza selatan. UNRWA melaporkan bahwa warga Rafah telah mencari perlindungan di tempat lain sebagai respons terhadap intensifikasi serangan Israel di daerah tersebut.
UNRWA mengungkapkan keprihatinan atas situasi yang semakin memburuk dengan menyatakan, “Jumlah korban jiwa keluarga-keluarga ini tidak tertahankan. Tidak ada tempat yang aman.” Meskipun AS mengancam untuk menghentikan pasokan senjata, Israel terus melancarkan serangan di Rafah, dengan gempuran terbaru pada Kamis tanpa laporan resmi mengenai korban yang mungkin terjadi.
Tel Aviv mengarahkan serangan ke Rafah dengan anggapan bahwa kota tersebut merupakan markas terakhir bagi batalion Hamas yang tersisa. Namun, Rafah juga menjadi tempat perlindungan bagi lebih dari satu juta pengungsi Palestina yang menghindari serangan Israel. Meskipun terjadi serangan besar-besaran di Rafah pada Kamis pagi, informasi mengenai kerusakan atau korban jiwa akibat serangan tersebut masih belum jelas. Situasi ini menimbulkan keprihatinan internasional terhadap eskalasi konflik di Gaza, yang telah mendorong eksodus massal penduduk Rafah.